Cerita Tentang

Payung Geulis Khas Tasikmalaya

( Gunung Galunggung Tasikmalaya Klik Here )
( Kampung Naga Tasikmalaya Klik Here )
( Pantai Pangandaran Tasikmalaya Klik Here )
( Grand Canyon Tasikmalaya Klik Here )
( Kelom Geulis Tasikmalaya Klik Here )


Teman-teman, kalian semua sebelumnya pernah tau atau dengar ga, apa dan bagaimana bentuk dari payung tasik atau yang lebih dikenal dengan sebutan Payung Geulis? Mungkin kalian pernah lihat bentuk dari payung geulis ini walaupun tidak tau nama dari payung tersebut. Ya mungkin kalian pernah melihatnya, tapi itu dulu sewaktu kita masih kecil, lalu bagaimana sekarang, pernahkah kalian melihatnya??. Nah dalam tulisan ini saya ingin mengulas sedikit tentang payung geulis ini dan sekedar mengingatkan temen-teman untuk mengenal dan mencoba untuk mencintai dalam melestarikan salahsatu kerajinan dari bangsa kita.


Payung geulis merupakan ciri khas & simbol kebanggaan masyarakat kota Tasikmalaya, juga merupakan asset yg sangat luar biasa yakni keindahan seninya telah dikenal ke seantero nusantara bahkan dunia, banyak wisatawan asing di pulau dewata yg berjemur dengan menggunakan payung geulis khas kota tasikmalaya, juga di depan gerbang-gerbang hotel atau cafe di sana banyak ditemukan payung geulis tersebut. Tapi sayang disaat sekarang ini banyak pengrajin yg sudah tua & keturunannya enggan untuk meneruskan keterampilan leluhurnya. Bagaimana di suatu saat nanti, akankah payung geulis dpt bertahan menjadi ciri khas & kebanggaan bangsa di kemudian hari???

Payung? ya umumnya orang membayangkan bahwa payung diciptakan untuk melindungi kita dari terpaan gerimis dan hujan. Tapi tidak dengan payung geulis. Payung yang jadi produk kebanggaan dan salah satu simbol kota Tasik ini pantang terkena gerimis apalagi hujan. Payung dengan lapisan penutupnya terbuat dari kertas ini sekali dua bisa saja menepis gerimis, tapi untuk kali berikutnya payung ini mudah rusak. Tetapi payung geulis punya peran yang lebih membuatnya sangat dihargai. Payung geulis pada masa lalu adalah kelengkapan mode mojang Tasik. Mojang Tasik yang cantik berkebaya tak akan sempurna kecantikannya bila tidak menggenggam payung jenis ini untuk melindungi wajah ayunya dari sengatan matahari yang terik. Jadilah istilah payung geulis yang berarti payung yang membuat penampilan tambah geulis alias cantik.

Lalu apa yang membuat mojang Tasik melengkapi diri dengan payung geulis. Perhatikan baik-baik payung kertas ini. Segera saja terlihat keindahan memancar dari sana. Ya, keunikan payung geulis adalah adanya lukisan bunga warna-warni yang mendekorasi ruang-ruang pada lapisan penutupnya. Lukisan ini dikerjakan secara manual oleh tangan-tangan terampil mojang Tasik yang mengekspresikan cinta dan hasratnya dalam membentuk aneka bunga. Di tangan mojang Tasik payung geulis menjadi karya seni lukis yang mengagumkan keindahan dengan medium payung.
Namun sayang, kini tak banyak mojang Tasik yang terlihat berkebaya sambil menggenggam payung geulis. Modernisme telah mengubah mode dan fashion hampir di seluruh pelosok bumi. Maka eksistensi payung geulis pun menghadapi tantangan.

Ok, setelah mengetahui cerita sepintas tentang payung geulis, nah sekarang saatnya kita sebagai anak muda Indonesia berkewajiban untuk melestarikan dan memperkenalkan aset bangsa kita kepada dunia Internasional, karena kerajian ini sangatlah unik, diamanakah letak keunikannya? Coba kalian perhatikan dan cari kerajinan dari negara lain apakah ada dalam kerajinan mereka yang melakukan sarana lukisnya disebuah payung? Ya, tidak ada dan hanya Indonesia lah yang mempunyai kerajinan ini. Saya sih sebetulnya punya usul, pemerintah atau kitalah sebagai masyarakat Indonesia mengapa tidak membuat sebuah toko atau apalah bentuknya untuk menjual payung ini di berbagai tempat wisata terbuka seperti pantai atau taman-taman (Monas,Ancol, TMII, dll), padahal selain melestarikan kerajinan ini juga bisa melindungi wisatawan dari teriknya matahari, ya itung-itung membuka lapangan kerja buat kita dan orang lain serta nambah penghasilan lah, he..., tapi ingat dengan catatan penjualannya dilakukan pada musim panas/kemarau ya agar tidak merugi.. Ok. Semoga usul saya ini bisa terealisasi.


Jangan sampai rasa cinta terhadap budaya nenek moyang kita baru muncul setelah diklaim oleh negara lain.
Tags: ,

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 comments

Leave a Reply