Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Farhan baru bisa menikmati tidur nyenyak setelah tiba di Indonesia. Maklum, ia baru saja mengalami peristiwa menegangkan di Kabul, Afganistan. Ia terjebak serangan yang dilancarkan Taliban. Tak pelak penyiar radio itu, harus bersembungi di bunker.
Di dalam bunker persembunyian, Farhan tidak sendirian. Ia bersama rekan-rekannya dari Indonesia. Mereka adalah Mosidik, Asep, dan Eka. Total ada sekitar 50 orang dari berbagai negara berada di bunker itu. Mereka panik dan ketakutan.
Dalam serangan tersebut Taliban sempat menguasai sebuah gedung di Kabul. Sayangnya, Farhan tak sempat mendokumentasikan peristiwa tersebut. "Jangankan mendokumentasikan. Buat foto-foto saja nggak boleh," ucapnya, saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Sahabat Indy Barens itu, tidak bisa berbuat apa-apa. Yang diakukannya memasrahkan nasibnya kepada Tuhan. Ia juga membaca ayat-ayat Alquran untuk menenangkan perasaannya yang tegang karena suasana baku tembak itu sangat mencekam.
"Saya pasrah, saya jadi lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah karena kondisinya mencekam. Lalu saya buka ipad dan membaca ayat-ayat alquran," terangnya.
Setelah baku tembak usai, Farhan dan orang-orang yang berada di bunker itu kemudian dijemput dengan pengamanan ketat. masing-masing mengenakan rompi anti peluru untuk menghindari hal-hal tak diinginkan.
Telepon Farhan terus menjerit. Segenap keluarga, teman, dan kolega menghubunginya untuk mengetahui kondisinya. "Kalau keluarga menanyakan keselamatan dan kepastian," ucapnya.
Diketahui, Farhan berada di Afganistan terkait pembangunan kapasitas dalam rangka Colombo Plan, yang bekerja sama dengan Kementerian Antinarkoba di Afganistan.
0 comments